Maaf, mungkin tulisan saya cukup gelap.
Saya harap cerita ini tidak dibagikan ke luar Quora ya.
Saya punya sahabat dekat sewaktu kecil dulu. Saya kelas 3 SD, dia kelas 1 SD. Kita panggil namanya Kika ya.
Kika sudah saya anggap seperti adik sendiri. Seingat saya, Kika adalah anak kecil yang normal tapi entah mengapa orang tua Kika menyekolahkannya di SLB yang tidak memungut biaya sepeser pun. Kika berasal dari keluarga kurang mampu. Pakaiannya kebanyakan lusuh dan rambutnya sering tercium bau matahari. Rumahnya terbuat dari dinding anyaman bambu dan sebagian area rumahnya berlantaikan tanah. Saat itu saya memang tinggal di kawasan menengah ke bawah, jadi berkawan dengan anak seperti Kika adalah hal yang lumrah.
Suatu siang yang panas, Kika menghampiri ke rumah saya, hendak bermain seperti biasa. Saya yang baru pulang sekolah harus makan siang dulu baru bisa melanglang buana bersama Kika. Dan sudah jadi kebiasaan, sembari makan siang, saya menonton acara tv kriminal favorit saya dengan taglinenya "Waspadalah, waspadalah!". Saat itu Kika ikut menonton bersama ayah, ibu dan saya.
Lalu muncullah berita tentang pembunuhan dan pemerkosaan, dan dibahas terkait sperma yang ditemukan di TKP.
"Itu kan bau ya," Tiba-tiba suara kecil Kika menyahut.
Sontak ibu dan ayah saya kaget.
"Apanya yang bau?" Tanya ibu saya hati-hati, masih dengan rasa terkejutnya yang tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.
"Sperma," Jawab Kika polos. "Warnanya putih dan bau, Kika ga suka."
"Kok Kika tau...?" Ibu saya masih kebingungan.
Akhirnya rahasia itu terbongkar.
Sumber gambar: google
Semuanya bergerak terasa cepat sekali. Ayah yang melapor ke Pak RT, Pak RT yang melapor ke polisi, dan pelaku yang akhirnya diciduk.
Iya, Kika telah dilecehkan oleh seorang penjual siomay yang mengontrak tak jauh dari rumahnya. Dia diiming-imingi uang jajan sebesar 500 rupiah, dan hal itu sudah berlangsung beberapa kali.
Semenjak kejadian itu, saya jarang bermain lagi dengan Kika. Kika sibuk dengan urusan kepolisian, persidangan, dan psikolog. Ayah saya sendiri menjadi saksi dalam acara persidangan tersebut. Ayah sama sekali tidak pernah bercerita detail mengenai proses persidangan pada kami, tapi di rumah beliau jadi lebih sering diam dan termenung.
Selang setahun dari kejadian itu, orang tua saya memutuskan pindah ke kawasan yang lebih baik. Saya pun sudah tidak pernah berhubungan lagi dengan Kika.
Saat itu saya belum paham betul. Namun seiring berjalannya waktu, saya baru sadar bahwa apa yang Kika lalui sungguh berat. Sungguh sungguh berat. Sampai sekarang, kadang saya masih menangis bila memikirkan Kika, merasa menjadi sahabat yang tidak mampu melindungi gadis kecil itu. Semoga tidak ada lagi yang bernasib nahas seperti Kika.
Edited:
Terima kasih atas dukungan dan doanya ya warga Quora semua. Saya membaca banyak sharing cerita serupa di kolom komentar, sungguh sedih. Selama ini kita sering melihat berita pelecehan di bawah umur, namun bila kasus itu menimpa orang terdekat kita rasanya benar-benar berbeda.
Kisah ini adalah kejadian 20 tahun lalu dan saya tidak akan pernah lupa.
Saya harap sekarang kita semua lebih aware dan mampu berusaha melindungi anak-anak di lingkungan sekitar kita dari kaum predator. Anak-anak itu polos dan juga suka ceplas ceplos, jadi kita harus lebih sensitif dan peka dengan apa yang mereka ceritakan.
Kita sebagai masyarakat ikut bertanggung jawab melindungi mereka. Ingat, it takes a village to raise a child.