Ikon untuk berita viral terbaru
Foto profil untuk Yuli Agustina

Ungkapan "banyak anak, banyak rezeki" merupakan pepatah yang banyak dipakai di masa lalu untuk mengungkapkan keyakinan bahwa semakin banyak anak, semakin banyak juga keberuntungan atau sumber rezeki yang akan datang. Pada masa itu, keluarga besar sering dianggap sebagai sumber tenaga kerja yang penting, terutama di desa atau masyarakat agraris.

Namun, di zaman sekarang, relevansi pepatah ini bisa diperdebatkan. Dalam konteks ekonomi modern, dengan adanya urbanisasi, perkembangan teknologi, dan sistem sosial yang lebih kompleks, memiliki banyak anak tidak selalu menjamin kelimpahan rezeki. Bahkan, dengan biaya hidup yang semakin tinggi—terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya—banyak pasangan memilih untuk memiliki anak dalam jumlah yang lebih sedikit agar lebih mampu memenuhi kebutuhan mereka.

Selain itu, paradigma "rezeki" kini bisa beragam, tidak hanya terbatas pada aspek materi. Banyak orang menganggap kualitas hidup, pendidikan yang baik, dan kesempatan untuk berkembang sebagai bentuk rezeki yang lebih penting. Dengan demikian, dalam dunia yang serba cepat berubah ini, pepatah "banyak anak, banyak rezeki" mungkin tidak sepenuhnya relevan lagi, karena lebih fokus pada kualitas hidup dan pengelolaan sumber daya yang ada.

Jadi, dalam zaman sekarang, konsep "banyak anak, banyak rezeki" mungkin perlu dipertimbangkan ulang sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi, dan cara pandang hidup yang lebih modern.

1,7 jt tayangan konten39,5 rb bulan ini
Aktif dalam 2 Ruang
Tahu Bahasa Inggris
Bergabung Mei 2024
Tentang Kami · Karier · Privasi · Ketentuan · Kontak · Bahasa · Pers ·
© Quora, Inc. 2025