Setelah menikah, gue sering dinilai cuek sama ibu gue. Katanya gue lebih mementingkan perasaan suami dan mertua daripada keluarga gue sendiri. Kadang gue bingung, apakah gue salah? Tapi, menurut gue, gue cuma berusaha buat menghormati dan menenangkan semua pihak.
Tapi yang perlu gue ingat, seperti yang dibilang seseorang yang lebih bijak, kita harus pandai menyeimbangkan perasaan orang tua dan pasangan. Karena cuma kita yang tahu situasi sebenarnya. Gak ada yang lebih ngerti kita selain diri kita sendiri.
Dan buat yang nantinya jadi orang tua, perlu ngerti nih: urutan dalam ketaatan itu beda antara pria dan wanita.
Untuk pria, urutannya seperti ini:
- Allah
- Rasul
- Orang Tua
- Istri
Sedangkan buat wanita, urutannya:
- Allah
- Rasul
- Suami
- Orang Tua
Jadi, meskipun kita sayang sama orang tua, setelah menikah kita punya kewajiban juga buat mendahulukan suami. Tentu aja, bukan berarti kita harus melupakan orang tua, tapi lebih ke menjaga keseimbangan antara semua peran itu. Yang penting, kita bisa saling memahami, komunikasi dengan orang tua, dan juga menjaga keharmonisan dalam rumah tangga.