Dulu, saat saya masih bekerja, perjalanan pagi ke kantor sering saya isi dengan doa. Awalnya hanya untuk diri sendiri, berharap perjalanan lancar dan pekerjaan diberkahi. Namun, lama kelamaan saya menyadari bahwa setiap orang di jalan itu juga sedang berjuang. Baik yang kaya, miskin, muda, tua, bahkan anak sekolah—semua punya tantangannya masing-masing. Bahkan pedagang makanan yang setiap hari lewat di depan rumah saya, berjuang di bawah terik matahari atau hujan, demi sesuap nasi. Mereka tak meminta, mereka berjuang dengan harga diri.
Sekarang, meski sudah tidak bekerja, saya tetap mendoakan mereka. Saya merasa doa itu bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk semua orang yang berusaha dengan cara masing-masing. Seperti yang pernah diajarkan oleh guru SMP saya, doa kita lebih bermakna jika kita juga mendoakan orang lain. Ketika menghadapi ujian, misalnya, jangan hanya berdoa untuk diri sendiri, tapi doakan juga teman-teman kita.
Saya mulai merasakan dampak positif dari kebiasaan ini. Semakin sering saya mendoakan orang lain, semakin terasa hati saya menjadi lebih lapang dan penuh rasa syukur. Doa itu seperti mengingatkan kita untuk saling mendukung, dan membuat perjalanan hidup terasa lebih ringan.
Mari kita mulai hari-hari kita ke depan dengan berdoa, bukan hanya untuk diri kita, tapi juga untuk kebaikan orang lain. Semoga Allah mempermudah jalan kita semua. Semangat! ❤️