Semuanya memang tergantung didikan orang tua. Bukan mau sok bijak, tapi sejak kecil saya diajarkan untuk ikut membantu di rumah, jadi sampai sekarang pun kebiasaan itu tetap saya jalani: menyapu, mencuci piring, baju, bahkan mengepel. Kalau weekend, saya pasti lebih aktif karena AST pulang ke rumah. Membuat kopi atau teh pun hampir selalu saya yang urus, hampir 99% saya yang bikin. Meski punya pembantu, saya tetap berinisiatif memberi makan kucing dan mengurus beberapa akuarium.
Lalu, apa yang dilakukan istri saya? Banyak. Kami berdua sama-sama bekerja keras mencari nafkah. Ada pembagian peran yang jelas di rumah: saya yang urus pekerjaan rumah tangga seperti yang tadi saya sebutkan, dan dia yang mengelola urusan belanja, dapur, makanan, hingga keuangan. Itu adalah kerja sama yang kami bangun.
Bagi saya, penting untuk mengajarkan hal yang sama pada anak-anak—baik laki-laki maupun perempuan—bahwa urusan rumah tangga adalah tanggung jawab bersama. Ketika ada yang bilang bahwa laki-laki wajib cari nafkah dan itu lebih berat daripada mengurus rumah dan anak, saya rasa mereka cuma melihat permukaan saja. Mengurus rumah dan anak juga bukan pekerjaan ringan, dan tak bisa dipandang sebelah mata.
Keberhasilan sebuah rumah tangga bukan soal siapa yang mencari nafkah lebih banyak, tapi soal bagaimana kita saling bekerja sama dan menghargai peran masing-masing. Itu yang akan membuat semuanya berjalan harmonis.
Semoga kita semua selalu sehat dan terus bisa berbagi beban dengan bijak. 💕