Kalau mau serius meniru sistem pendidikan Finlandia, langkah pertama itu simpel: benahi dulu kualitas gurunya. Jangan cuma mimpi punya pendidikan kelas dunia kalau kualitas gurunya masih jauh dari harapan. Guru itu bukan sekadar profesi; mereka adalah arsitek masa depan. Jadi, mereka harus layak disebut guru.
Seorang guru yang profesional tahu betul bagaimana bersikap. Mereka nggak akan pernah pakai emosi dalam mendidik. Kenapa? Karena tugas mereka adalah membimbing, bukan menjatuhkan mental anak didik. Guru itu harus jadi teladan, seseorang yang membangun karakter dan masa depan anak, bukan malah menghancurkannya.
Makanya, seleksi guru harus lebih ketat. Jangan asal comot! Pastikan yang terpilih benar-benar punya kompetensi, etika, dan wawasan tentang psikologi anak. Karena banyaknya kasus guru yang bertindak seenaknya itu biasanya karena mereka nggak paham bagaimana cara mendekati anak secara benar. To teach is to touch a life forever.
Nggak cuma itu, murid dan orang tua harus dilibatkan. Mereka punya hak untuk memberikan feedback jujur tentang kualitas pengajaran guru. Transparansi ini penting supaya sistem pendidikan kita terus berkembang.
Dan karena seleksi bakal jauh lebih ketat, kompensasi juga harus sepadan. Guru harus dihargai lebih, baik dari segi gaji maupun tunjangan. Jadikan profesi guru sebagai salah satu pekerjaan paling bergengsi dengan pendapatan fantastis! Bayangkan, siapa yang nggak mau jadi guru kalau profesi ini dihormati sekaligus memberi kesejahteraan yang layak?
Dengan langkah ini, kita bukan cuma memperbaiki sistem pendidikan, tapi juga memastikan bahwa generasi masa depan Indonesia dibimbing oleh orang-orang terbaik.